Proses membatik tulis khas Motif Tirto Telogo, di Kampung Edukasi Batik Kelurahan Bunulrejo. (Foto: Istimewa).
Proses membatik tulis khas Motif Tirto Telogo, di Kampung Edukasi Batik Kelurahan Bunulrejo. (Foto: Istimewa).

Kota Malang memiliki beberapa kampung kuno yang ada sejak era kerajaan-kerajaan di masa lampau. Seperti Kelurahan Bunulrejo, yang dulunya merupakan komplek perkampungan yang memiliki taman indah seperti tertulis prasasti bertahun 935 Masehi.

Sejarah panjang 1085 tahun tersebut, oleh warga setempat direfleksikan dalam motif batik tulis Tirto Telogo yang berarti air telaga. Konon, dulunya ada sebuah taman yang indah mengelilingi sebuah telaga kecil yang dikelola oleh seorang pemuda.

Untuk menyemarakkan Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini (Jumat, 2/10/2020), Kampung KB Mbois Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing ini meresmikan Kampung Edukasi Batik RW 10 Bunulrejo, Sentra Batik Tulis Malang Motif Tirto Telogo.

Lurah Bunulrejo, Yuke Siswanti mengatakan hadirnya Kampung Edukasi Batik di Kelurahan Bunulrejo sebagai bentuk pengembangan ekonomi kreatif yang selama ini menjadi salah satu unggulan industri kreatif di wilayahnya.

“Mengapa Kampung Edukasi batik, hal ini merupakan fokus dari Kampung KB MBois Bunulrejo mengembangkan ekonomi kreatif di Kelurahan Bunulrejo dan Batik Tulis Bunulrejo telah menjadi Ekosistem Industri Kreatif Bunulrejo,” ungkapnya.

Kampung Edukasi Batik RW 10 Bunulrejo ini menurutnya merupakan pusat salah satu Sentra Batik Malangan. Terutama pusat kreativitas perajin batik tulisnya menghadirkan motif batik Tirto Telogo.

Konsep inipun juga dihadirkan secara khusus, sehingga bagi siapa saja yang ingin belajar membatik di sini juga sekaligus mengenal sejarah yang terekam sejak 935 Masehi Bunulrejo.

“Karena konsep edukasi Batik Tulis Tirto Telogo sendiri merupakan batik khas Bunulrejo yang akan memberikan story telling akan inspirasi sejarah 935 Masehi Bunulrejo,” jelasnya.

Nantinya, dalam proses belajar membatik yang dapat dinikmati peserta yakni mulai dari mencanting batik. Kemudian pengenalan atau edukasi mengenai sejarah batik Bunulrejo.

“Pengenalan budaya Bunulrejo, Taman Batik, Galery Batik dan edukasi-edukasi batik lainnya,” imbuhnya.

Di samping itu, di wilayah RW 10 ini juga dijadikan sebagai pusat seniman Bunulrejo. Seperti adanya fasilitas untuk para penikmat tari dengan Sanggar Seni Budaya Nusantara ‘Gumlering Sasongko Aji’.

Kampung ini disebut juga kampung budaya dengan talenta pekerja seni, baik itu seniman kriya kayu, seniman lukis, batik tulis, sanggar karawitan dan Sekolah Dalang Malang.

“Di sini masyarakat juga bisa belajar karawitan, belajar dalang juga, karena ada sekolah dalangnya juga,” terangnya.

Sebelumnya, lanjut dia, Kampung KB MBois Bunulrejo yang telah bergerak sejak awal tahun 2020 ini dihadirkan sebagai satu cara memperkuat konsep Kampung Edukasi. Yang mana prosesnya berlangsung secara bertahap.

Seperti, Hutan Kampung Edukasi SD Negeri Bunulrejo 3 Kota Malang. Yang merupakan wujud peran serta potensi edukasi hutan dari sekolah di wilayah RW 8 Bunulrejo.

“Kami juga telah mengembangkan Kampung Edukasi Herbal dan Zero Waste di RW 19 Bunulrejo. Lalu ada Kampung Edukasi Lansia di RW 18 Bunulrejo, dan pengembangan yang terbaru adalah Kampung Edukasi Batik RW 10 Bunulrejo ini,” tandasnya.

Sumber : https://jatimtimes.com/baca/225227/20201002/161700/motif-tirto-telogo-corak-khas-batik-tulis-di-kampung-berusia-1085-tahun-di-malang